KAMU YANG WAJAHNYA SEPERTI AKU ATAU DIA
KAMU YANG WAJAHNYA SEPERTI AKU ATAU DIA
Waktu terasa begitu lama kala itu.
Detik jarum jam seolah terlihat berat melangkah maju searah.
Penantian lama menahan nikmat sakit sesakit sayatan kecil seribu sayat tak terwakilkan.
Hingga detik waktu berlalu membawa warna rasa sakitku semakin pekat tanda hadirmu semakin dekat.
Tangan yang kekar lagi gelap setia memegangi tanganku yang semakin lelah dan lemah, sembari senantiasa memberiku semangat lewat genggaman tangannya yang tegas lagi keras.
Penggal-penggal tarikan napas sembari menyebut asma sang Pencipta berharap dipermudah hajat, berjuang bersama tetesan air mata, darah dan keringat .
Hingga tak lama terdengar suara tangismu memekakkan telinga bintang dan bulan, membuat mereka segan mengakui bahwa malam itu mereka yang paling terang.
Aku yang bahagia terlalu dalam setelah penantianku untukmu, mengharu biru seperti tiada yang lebih bahagia dariku.
Kamu yang wajahnya mirip aku atau dia sosok tulang punggung yang gagah dan berwibawa itu.
Hadirmu meluluhlantakkan segenap rasa sakit dan lelahku saat berjuang mengeluarkanmu dari pusara hangat yang dicipta Tuhan sebagai tempat teramanmu selama lebih dari 9 bulan.
Perjuanganku terbayar kontan.
Lahirmu penyempurna hidupku.
Kamu yang wajahnya seperti aku atau dia.
Wajah wujudmu adalah wujud dari kami berdua, pembawa darah kami. Tangisanmu akan menjadi tangisan kami dan senyummu akan menjadi senyum kami.
Wujud dari malam itu ingin kukatakan bahwa cinta kami tak terkatakan.
-Lusiana-
Waktu terasa begitu lama kala itu.
Detik jarum jam seolah terlihat berat melangkah maju searah.
Penantian lama menahan nikmat sakit sesakit sayatan kecil seribu sayat tak terwakilkan.
Hingga detik waktu berlalu membawa warna rasa sakitku semakin pekat tanda hadirmu semakin dekat.
Tangan yang kekar lagi gelap setia memegangi tanganku yang semakin lelah dan lemah, sembari senantiasa memberiku semangat lewat genggaman tangannya yang tegas lagi keras.
Penggal-penggal tarikan napas sembari menyebut asma sang Pencipta berharap dipermudah hajat, berjuang bersama tetesan air mata, darah dan keringat .
Hingga tak lama terdengar suara tangismu memekakkan telinga bintang dan bulan, membuat mereka segan mengakui bahwa malam itu mereka yang paling terang.
Aku yang bahagia terlalu dalam setelah penantianku untukmu, mengharu biru seperti tiada yang lebih bahagia dariku.
Kamu yang wajahnya mirip aku atau dia sosok tulang punggung yang gagah dan berwibawa itu.
Hadirmu meluluhlantakkan segenap rasa sakit dan lelahku saat berjuang mengeluarkanmu dari pusara hangat yang dicipta Tuhan sebagai tempat teramanmu selama lebih dari 9 bulan.
Perjuanganku terbayar kontan.
Lahirmu penyempurna hidupku.
Kamu yang wajahnya seperti aku atau dia.
Wajah wujudmu adalah wujud dari kami berdua, pembawa darah kami. Tangisanmu akan menjadi tangisan kami dan senyummu akan menjadi senyum kami.
Wujud dari malam itu ingin kukatakan bahwa cinta kami tak terkatakan.
-Lusiana-
Komentar
Posting Komentar